Anak Terdiagnosa
PDD NOS. Yuk bangkit, dan Segera Lakukan 3 Hal Ini
Emak pernah mendengar apa itu PDD
NOS? Atau malah salah satu keluarga
Emak didiagnosa PDD NOS? Jangan panik Mak, yuk
simak pembahasan saya.
Setiap tahap perkembangan anak
merupakan hal yang selalu dinanti oleh orang tua. Bahagia rasanya ketika anak bisa
melalui setiap tahap perkembangannya dengan baik. Tahapan-tahapan perkembangan
anak banyak kita ketahui dari buku-buku atau penjelasan
dokter maupun pengalaman anak sebelumnya.
Ketika tahap perkembangan anak
dirasakan sangat lambat dari yang seharusnya, maka akan timbul keresahan bagi
orangtua. Hal ini saya alami pada anak kedua saya Mak. Dia mengalami
“kemunduran” perkembangan pada usia 1,5 tahun.
Meskipun pada usia 1 tahun, anak
saya sudah bisa bilang ma, pa, kepada kami, kemudian melambaikan tangan dan
bilang da, da. Dia juga sudah bisa tepuk tangan dengan mata ceria dan mulut komat
kamit seolah bisa bernyanyi. Tenyata, “kemunduran” itu terlihat pada usia anak
saya 1,5 tahun. Anak saya mulai banyak diam, tatapan matanya tidak ceria, tidak
merespon ketika diajak berinteraksi dan kehilangan nafsu makan.
Apa yang saya rasa Mak? Tentu
saya panik luar biasa, dan mulai menganalisa setiap kejadian yang saya lalui
dalam 6 bulan terakhir.
Saat itu kami baru satu bulan
berpindah domisili dari Surabaya ke Palembang. Hasil pencarian di dunia maya
memungkinkan adanya perubahan lingkungan dapat menjadi pencetus perubahan
perilaku anak.
Akhirnya saya memilih untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis tumbuh kembang anak daripada
saya hanya menduga-duga tak tentu arah. Hasil diagnosa dokter menyatakan bahwa anak kedua saya mengalami gangguan
PDD-NOS (Pervasive Develompmental
Disorder Not Otherwise Specified).
Lalu, apa PDD-NOS ini? Berdasarkan
penjelasan dokter, PDD-NOS ini adalah salah satu dari 5 bentuk gangguan spektrum autis. PDD-NOS ini berada di
area tengah, di mana seorang anak tidak memenuhi seluruh kriteria diagnostik autis.
Gangguan ini pada umumnya muncul
pada anak di bawah usia 3 tahun. Gejala yang khas adalah adanya gangguan
berbicara dan tidak nafsu makan. Semoga Emak tidak mendapati gejala ini di anak
Emak ya.
Saya beruntung, setelah anak saya
berusia 3 tahun, lambat laun mulai banyak kemajuan yang dapat dilihat dari
perkembangannya sejak didiagnosa PDD-NOS.
Walaupun belum sempurna, saya
ingin sedikit berbagi pengalaman yang menurut saya memberikan dampak yang besar
bagi perkembangan anak saya, yaitu:
1.
Bangkit
Mak,
buang rasa malu atau bahkan tidak terima dengan kondisi anak yang didiagnosa
PDD-NOS. Mulailah membuka diri untuk belajar dan beritahu orang-orang terdekat
untuk dapat memberikan dukungan moral agar dapat membentuk lingkungan yang
mendukung;
2.
Terapi
Hal
ini harus segera dilakukan Mak, karena anak-anak yang mengalami gangguan
seperti ini harus diterapi. Baik terapi bicara, perilaku maupun sensory secara terus menerus di tempat
terapi dan diulang di rumah;
3.
Bonding,
Membangun
kedekatan yang kuat dengan anak PDD-NOS, merupakan hal yang menurut saya paling
besar dampaknya. Luangkan waktu rutin minimal 20 menit sehari, untuk
berinteraksi sedekat mungkin. Seperti bertatap mata, dan melabel (melafalkan
dengan jelas) semua benda yang coba dikenalkan ke anak.
Bukan
hanya itu, dengan melakukan sentuhan berupa pijatan di tubuh anak walau hanya
10 menit, itu sangat baik untuk merangsang syaraf-syaraf anak untuk merasakan
kasih sayang orangtua kepadanya.
Jadi Mak, tetaplah kuat menghadapi apapun di dalam
hidup ini. Saya yakin, segala sesuatu itu ada jalan keluarnya. Apalagi Emak
dituntut untuk tetap tenang, demi kenyamanan di dalam rumah. Yang terpenting lakukan
segala sesuatu dengan ikhlas ya Mak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar